Sabtu, 03 Desember 2011

Pluralisme Objek Realitas di Indonesia


A.    Pengertian Pluralisme
Istilah ‘pluralisme’ yang berarti ‘beragam’, penda­pat orang tentang istilah ini juga beraneka ragam pula. Secara harfiah pluralisme berarti jamak, beberapa, berbagai hal, keberbagaian atau banyak. Oleh karenanya sesuatu dikatakan plural pasti  terdiri dari banyak hal jenis, pelbagai sudut pandang serta latar belakang. [1]
Pluralisme menurut bahasa adalah teori yang mengatakan bahwa realitas terdiri dari banyak substansi. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak etnik,

PENTINGNYA KOMUNIKASI SOSIAL DALAM BERDAKWAH


Kominikasi merupakan peristiwa sosial yang bertujuan untuk memberikan informasi, membentuk pengertian, menghibur, bahkan mempengaruhi orang lain. Sedangkan Komunikasi sosial ialah suatu proses interaksi di mana seseorang atau lembaga menyampaikan amanat kepada pihak lain supaya pihak lain dapat menangkap maksud yang dikehendaki penyampai. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi sangat penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan interaksi yang dilakukan kedua belah pihak. Tanpa adanya komunikasi yang baik tidak akan ada kesempurnaan dalam penyampaian pesan kepada komunikan.

Tokoh Teori Sosiologi Klasik


Mempelajari ilmu sosiologi tidak akan dapat terlepas pula dari mempelajari mata kuliah teori sosiologi baik yang klasik maupun yang modern. Dengan demikian Anda sebagai mahasiswa sosiologi mempunyai kewajiban untuk mempelajari dan juga memahami tentang landasan teori dari konsep-konsep sosiologi yang sudah dan yang akan Anda pelajari dalam mata kuliah-mata kuliah lainnya.

Karl Marx


A.    Biografis
Marx dilahirkan di Trier, Prussia–Jerman pada tanggal 5 mei 1818. Dia adalah anak seorang pengacara Yahudi[1]. Pada tahun 1841 marx memperoleh gelar doktor filsafatnya dari Universitas Berlin, universitas yang sangat dipengaruhi oleh Hegel dan guru–guru muda penganut filsafat Hegel, tetapi berpikiran kritis. Setelah tamat ia menjadi penulis untuk sebuah Koran liberal radikal dan dalam tempo 10 bulan ia menjadi editor kepala Koran itu. Esai–esai awal yang diterbitkan dalam periode ini mulai mencerminkan sejumlah pendirian yang membimbing Marx sepanjang hidupnya. Esai–esai tulisan Marx itu secara bebas ditaburi prinsip–prinsip demokrasi, kemanusiaan dan idealisme awal. Ia menolak keabstrakan filsafat Hegelian, mimpi naïf komunis utopian dan gagasan aktivis yang mendesakkan apa yang ia anggap sebagai tindakan politik premature[2]. Dalam menolak gagasan aktivis ini, Marx meletakkan landasan bagi gagasan hidupnya sendiri :