Minggu, 31 Juli 2011

Pendekatan dalam Psikologi Sosial

Pendekatan dalam Psikologi Sosial
memahami perilaku. Menurut Saymour Epstain
·         Model Pendekatan disposisi kepribadian ( traits personality approach ). Pendekatan ini biasa dianut dan dikembangkan oleh penganut behaviorisme dan conceptualisme. Mereka berasumsi yang menjadi penyebab perilaku sosial dikarenakan sifat – sifat kepribadian yang melekat pada diri individu dan seperti sudah built in dalam diri anda. Ini bersifat permanen dan resisten. Kesimpulannya menjelaskan penyebab dari perilaku sosial dikarenakan faktor – faktor sifat kepribadian yang sifatnya bawaan bersifat permanen sehingga membentuk karakter.
·         Model pendekatan situasi lingkungan ( Situational Enviroment Approach ). Pendekatan ini bisanya dianut dan dikembangkan oleh Empirisme dan Humanisme. Perilaku berubah dari satu situasi ke situasi yang lain. Kesimpulannya situasi mendominasi pengaruh perilaku sosial
·         Model Pendekatan Interaksi ( Interaction Approach ). Pendekatan ini adalah konvergen antara model pendekatan disposisi kepribadian dan situasi lingkungan. Dan memberikan win win solutions. Bawaan dan situasi saling berinteraksi sehingga membentuk kontribusi pengaruh perilaku sosial. Dan yang mendominasi tergantung intensitas antara keduannya.
Mei 6, 2007 at 9:15 pm | In Psikologi Sosial | 11 Comments
Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa cirikhas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit.sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat).
Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kerpibadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi sosial adalah mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian besar atau kebanyakan orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.
Marilah kita bandingkan ketiga pendekatan tersebut dengan menggunakan contoh yang spesifik untuk menganalisis terjadinya tindak kekerasan. Pendekatan kemasyarakatan cenderung menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan yang tinggi dengan kemiskinan, urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu masyarakat. Untuk membuktikan kesimpulan ini, mereka menunjukkan beberapa fakta tertentu : orang yang miskin lebih sering melakukan kejahatan; kejahatan lebih banyak timbul di daerah kumuh ketimbang di lingkungan elit; kriminalitas meningkat pada masa resesi ekonomi dan menurun di saat kondisi ekonomi membaik.
Sementara pendekatan individual dalam bidang psikologi yang lain (psikologi kepribadian, perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan kriminalitas berdasarkan karakteristik dan pengalaman criminal individu yang unik. Pendekatan ini akan mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan tindak criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama, untuk itu, biasanya mereka memusatkan pada latar belakang individu, misalnya bagaimana perkembangan orang itu? Disiplin apakah yang diterapkan orang tuanya? Mungkin orang tua yang kasar cenderung menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar?. Penelitian dapat dilakukan dengan membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal. Jadi analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama orang dapat melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik.
Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan meningkatkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya mereka melakukan perilaku agresi. Akibat situasi yang menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin berduyun-duyun dating ke kota akan mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidka dapat membeli apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal. Psikologi sosial biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan subyektif yang ditimbulkan situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam contoh ini situasi frustasi menimbulkan kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku agresif.
Kesimpulan : pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial lain nya, dimana psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial lainnya
Pendekatan psikologi sosial
Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam psikologi sedikitnya ada 5 cara pendekatan, yaitu

Pendekatan neurobiologis

Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf. Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta menentukan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental.

Pendekatan perilaku

Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan banyak sub-aliran.

Pendekatan kognitif

Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.

Pendekatan psikoanalisa

Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.

Pendekatan fenomenologi

Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.
Sedangkan latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh berpendapat, semisal, Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologi sosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar manusia. Bedah lagi dengan Gustave Le Bon, bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing berlaianan sifatnya.
Jiwa massa lebih bersifat primitif (buas, irasional, dan penuh sentimen) dari pada sifat-sifat jiwa individu. Berlaianan dengan Le Bon, Sigmund Freud berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja sering tidak disadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang berpendapat dalam buku yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan psikologi sosial.

Pada tahun 1950 dan 1960
psikologi sosial tumbuh secara aktif dan program gelar dalam psikologi dimulai disebagaian besar universitas
Dasar mempelajari psikologi sosial berdasarkan potensi –potensi manusia, dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan masyarakat. Potensi-potensi tersebut antara lain:
1. kemampuan menggunakan bahasa
2. adanya sikap etik
3. hidup dalam 3 dimensi (dulu, sekarang, akan datang )
Ketiga pokok di atas biasa disebut sebagai syarat human minimum. Dengan demikian yang tidak memenuhi human minimum dengan sendirinya sukar digolongkan sebagai masyarakat. Obyek manusia mempelajari psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial / gejala-gejala sosial. Sedangkan metode sosial antara lain : a. Metode Eksperimen, b. Metode survey, c. Metode Observasi, d. Metode diagnostik – psychis, e. Metode Sosiometri.
Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan antara psikologi sosial dengan ilmu-ilmu lain yang obyeknya juga manusia seperti misalnya : Ilmu hukum, Ekonomi, sejarah, dan yang paling erat hubungannya adalah sosiologi. Letak psikologi sosial dalam sistematik psikologi termasuk dalam psikologi yang bersifat empirik dan tergolong psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang mempelajari segi-segi kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan psikologi khusus. Sedangkan kedudukan psiklogi sosial didalam lapangan psikologi termasuk dalam psikologi teoritis, sedangkan psikologi sosial tergolong dalam psikologi teoritis.
Mengenai psikologi sosial terdapat pertentangan faham diantara beberapa tokoh ilmu jiwa sosial yang dalam garis besarnya dapat dikelompokan menjadi dua aliran yakni, aliran subyektifisme yang menyatakan bahwa individulah yang membentuk masyrakat dalam segala tingkah lakunya. Dan aliran kedua adalah, obyektivisme yang merupkan kebalikan dari aliran subyektivisme, bahwa masyarakatlah yang menentukan individu.
Selain dua aliran di atas, masih ada aliran yang membicarakan masalah hubungan antara individu dengan masyarakat diantaranya adalah aliran historis dan cultural personality.
Dinamika kelompok dan psikologi sosial
·         Dinamika kelompok erat kaitannya dengan psikologi sosial
·         Objek studi psikologi sosial mempelajari tingkah laku individu dalam hubungannya dengan situasi sosial
·         Situasi sosial sangat berkaitan dengan adanya kelompok dan tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok
Mengapa dinamika kelompok?
Dinamika kelompok sebagai fenomena interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dan anggota kelompok berinteraksi dalam kelompok – kelompok sosial.
Dinamika kelompok sosial :
·         Dinamika : interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan kelompok lain
·         Kelompok : kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan yang sama
·         Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih anggota yang memiliki hubungan atau ikatan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan anggota lain dan berlangsung dalam situasi yang alami.
Dinamika kelompok sosial
·         Cartwright dan Zanden ( 1968 )
Dinamika kelompok itu sekumpulan individu yang mempunyai hubungan antara anggota yang satu dengan yang lain membuat mereka saling tergantung dalam tingkatan tertentu.
·         Baron & Byrne
Kelompok memiliki dua ciri psikologis yaitu adanya sense of belonging dan terjadinya interdepdensi
·         Forsyth ( 1983 )
Kelompok adalah dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi melalui interaksi sosial
Fungsi dinamika kelompok
·         Membentuk kerja sama yang saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup ( membentuk jejaring / networking )
·         Memudahkan segala pekerjaan ( banyak pekerjaan yang tidak dapat dilakukan tanpa bantuan orang lain )
·         (terjadi pembagian tugas ) : Mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga lebih cepat, efektif, dan efisien
·         Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat ( Dalam kelompok individu dapat memberikan masukan, berinteraksi dan memiliki peranan yang sama dalam masyarakat. )



Model Model Perilaku

MODEL – MODEL BEHAVIOUR / PERILAKU
Pendekatan tingkah laku dalam pekerjaan sosial diambil dari pekerjaan tentang psikologi tingkah laku yang bersifat experimen. Thomas (1968,1971) di USA dan Jehu (1967,1972) di UK adalah tokoh yang paling menonjol dalam literatur psikologi bagi pekerjaan sosial. Hanson (1983,pp.142-3) menetapkan bahwa pemakaian sistem / ilmu penyembuhan dibuat oleh teori psikologi umum pada tahun 1950, namun itu tidak dapat dipakai dalam pekerjaan sosial sampai tahun 1960 ketika pekerjaan sosial tradisional berlangsung dibawah serangan radikal.
Model pekerjaan sosial perilaku dipengaruhi oleh kontroversi, karena merupakan teori pekerjaan sosial yang paling positif ( lihat bab 2 ) dan menjadi pusat perdebatan positif. Ada juga objek-objek tentang latar belakang etnik, sejak perilaku dimanipulasikan oleh pekerjaan sosial sebagai alat kontrol yang lebih baik terhadap klien. Hal ini dapat menjadi teknik behaviorist (orang yang berperilaku ) untuk dipakai dalam mewujudkan harapan-harapan pekerja sosial terhadap kliennya, dan jika dipakai dalam usaha sosial atau kebijakan-kebijakan politik maka secara extrem dapat menjadi alat kontrol politik otoritas / penguasa. Behaviourist / psikolog mengatakan tentang persetujuannya terhadap klien yang membutuhkan latihan-latihan sehingga menjadi berhasil. Behaviourist juga mengatakan bahwa proses penyembuhan/perawatan yang palinh baik adalah bila orang tersebut bekerja sebaik mungkin. Dan pendekatan-pendekatan behaviourist dapat ditunjukkan lebih banyak lagi secara gamblang dan efektif.
Semua teknik behaviourist dapat menjadi salah bila dilakukan oleh orang yang salah pula. Banyak teknik lain yang dapat dipakai dalam satu cara yang tidak diketahui klien. sebagai contoh adalah pemakaian teknik secara paradox. Watson (1980, pp.105 -15) mengatakan bahwa hal ini bukan suatu jawaban yang pas terhadap masalah-masalah yang bersifat etika karena secara keseluruhan semua tingkah laku pasti ada sebabnya. Jika klien mengambil keputusan itu karena klien menginginkan perubahan-perubahan yang bisa dicapai melalui metode-metode tingkah laku. Mereka bertindak sesuai dengan alasan mereka sendiri tanpa ada paksaan.
Pada hal yang sama, kita bisa bertindak/bergerak dari alasan yang tanpa paksaan menjadi sebuah keputusan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial. Memelihara / melindungi hak-hak klien untuk hidup bebas dan mandiri merupakan satu-satunya teknik yang dapat dipakai di mana klien mempunyai kebebasan dalam menentukan tujuan hidupnya sendiri sesuai dengan perilakunya. (sebagai contoh : ketika ada paksaan dan klien merasa tidak mampu tapi punya keinginan, maka biarlah mereka mengawasi dirinya mereka sendiri).

Pendekatan perilaku dalam Pekerjaan Sosial : Fischer dan Gochors
Materi selanjutnya dari pendekatan perilaku adalah didasarkan pada buku karangan Fischer dan Gochors ( 1975), buku tersebut cukup jelas dan mudah dipahami, beberapa teks lain memuat tentang teknik – teknik pendekatan perilaku secara manual.

(jangan asal copy paste donk) cantumin http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya pada daftar pustakanya
Bagaimanapun sebagian besar buku tentang dalam pekerjaan sosial mempunyai kesamaan materi / isi karena secara langsung materi tersebur diambil dari hasil pemikiran sendiri para psikolog. Buku karangan Schwatz dan Golddimaond ( 1925 ), sheldon ( 1982 ) dan Gudson dan macdonald ( 1975 ) telah dikonsultasikan dalam metode pembelajaran sosial dan dan berikut adalah pokok – pokok bahasannya :
- respoonden atau pengondisian secara klasik
- pembelanjaran sosial.
Semuanya dapat diaplikasikan secara lengkap bila pelajar solid.

Sebagai hambatan, ada beberapa penulis yang menggunakan pembelajaran kognitif. (Jakson dan King, 1982) dan ada perdebatan untuk mengakui pendekatan ini (Hutson dan Macdonal, 1986). Dalam buku tersebut mengatakan bahwa pembelajaran kognitif terpisah dalam bab tersendiri karena meslkipun pendekatan kognitif secara langsung merupakan pengembangan dari modifikasi perilaku tetapi pendekatan tersebut juga cukup luas dalam mengembangkan pendekatan tersebut sehingga perlu dipisahkan.
Perilaku dalam pelerjaan sosial didasarkan atas teori pembelajaran yaitu teori psikodinamik yang berbeda yang difokuskan pada pengamatan perilaku. Semua perilaku apakah itu normal atau abnormal dijelaskan oleh prinsip-prinsip yang sama. Tapi ini ditentang sebagai suatu model penyakit seperti dalam teori psikodinamik yang mengatakan bahwa perilaku abnormal adalah suatu gejala gangguan pemikiran pada diri klien yang seharusnya sisembuhkan atau pulihkan. Dalam teori pembelajaran perilaku abnormal telah dibahas sama seperti perilaku lainnya, walaupun itu tidak cukup membantu kita untuk bisa berfungsi dengan baik dalam lingkungan tertentu.
Perilaku yang luar biasa tidak bisa diartikan sebagai suatu yang abnormal kata semua orang. Perilaku yang beda-beda mungkin disesuaikan dengan lingkungan dan budayanya. Sehingga perilaku ditujukan dan muncul dari gender dan budaya etnik yang berbeda, dan dalam teori pembelajaran itu tidak memerlukan perubahan. Dalam teori psikodinamik perilaku dapat diterima oleh masysrskat minoritas tapi mungkin tidak bisa diterima oleh masyarakat luas.
Sementara Fischer dan Gochors mencatat poin ini dalam teori pembelajaran. Keduanya tidak mencatat bahwa perilaku dalam pekerjaan sosial sering didasarkan atas rancangan percobaan terhadap kasus individu. Pendefisian yang cermat terhadap sasaran perilaku diikuti dengan pengukuran melalui pola-pola perencanaan. Berapa kali hal tersebut berlangsung dalam periode tertentu. Intervensinya segai berikut, keberlangsungan perilku selama dan sesudah intervensi juga diukur. Kadang-kadang sesudah satu periode intervensi ada periode pembalikan dimana pekerja sosial harus kembali mempelajari periloaku semula klien tersebut dan tarjet perilaku diukur kembali, intervensipun dimulai lagi. Dengan cara ini mungkin bisa untuk menguji apakah intervensi betul-betul mempengaruhi perilaku.
(jangan asal copy paste donk) cantumin http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya pada daftar pustakanya
Pengkondisian responden berhubungan dengan perilaku (apa saja yang kita lakukan) dimana ada respon yang dihasilkan sebagai suatu stimulus (orang,kejadian atau lingkungan). Pengkondisisan adalah proses dimana perilaku dipelajari. yaitu berhubungan dengan banyak atau sedikitnya stimulus ketika suatu respon sebagai suatu stimulus telah dipelajari maka perilaku orang telah dimodivikasi atau pengaruhi. Pengkondisian responden jugadikenal sebagai pengkondisian klasik karena diambil dari teori pavlov tentang eksperimen pertamanya dalam masalah ini.
Banyak perilaku yang tidak terkondisikan mereka terjadi secara alami. Stimulus yang tidak terkondisikan menghasilkan respon yang tidak terkondisikan. Perilku yang terkondisikan menghasilkan respon yang terkondisikan, dimana stimulus tidak secara alami dihasilkan. Proses pemunahan berlangsung jika ada perpaduan antara respon yang terkondisikan dan stimulus yang tidak trjaga, keduanya menjadi tidak saling berhubungan. Beberapa perilku bisa bertentang dengan perilaku lainnya seperti contoh orang yang kecewa dengan hasil yang tidak bisa dicapai sesuai dengan usahanya.toeri yang paling sering dipakai dalam teknik pengkondisian dinamakan desensitisasi yang sistimatik. Klien diajari teknik-teknik pelatihan sebagai sarana pendukung. latihan pertahanan adalah teknik lain yang dipakai dimana orang tersebut tidak percaya diri, mereka dibantu dengan bentuk latihan-latihan perilaku dilingkungan yang bisa mendukungnya dan kemudian mereka mampu berkembang dalam situasi kehidupan sesungguhnya.
Counter conditioning digunakan dakam berbagai bentuk terapi seksual, respon seksual yang memuaskan akan dipelajari dalam lingkungan yang mendukung secara bertahap akan dikenalkan situasi seksual yang telah menyebabkan perilaku cemas. Sebagai contoh seorang lelaki yang mengalami ejakulasi dini ia belajar untuk mengendalikan ejakulasinya ketika berhubungan dengan pasangannya. Contoh lain dari teknik ini adalah seorang anak yang mengalami enuretic (suka ngompol) dan dicoba untuk menghindari kebiasaan ini. Ada sebuah genderang atau bel yang dihubungkan secara elektrik yang ditempatkan didalam alas tidur anak tersebut. Genderang akan berbunyi ketika beberapa urine mengenai alat tersebut dan anak akan terbangun serta menyelesaikan buang air kecilnya ke toilet.
Proses ini mempunyai dua efek. Pertama, anak akan bangun bila ingin buang air kecil untuk menghindari kebiasaan ngompol. Kedua, suara dari genderang tersebut mampu mengubah kebiasaanya untuk melewatkan malam tanpa ngompol. Respon ini dikenal sebagai bentuk counter conditioning (Morgan and Young, 1972). Sebgian besar tingkah laku tidak berkembang karena stimulus yang tidak terkondisikan dan operant conditioning. Operant conditioning memfokuskan pada konsekuensi tingkah laku. Sesuatu terjadi (event pertama: A) menghasilkan tingkah laku (B) mencoba berhubungan dengan event tersebut dan sebagai hasil dari tingkah laku tersebut, konsekuensi (C) muncul.
(jangan asal copy paste donk) cantumin http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya pada daftar pustakanya
Pekerja sosial harus mampu mengatur kemungkinan-kemungkinan yang mungkin bisa mempengaruhi hubungan antara perilaku dan konsekuensi apakah itu akan memperkuat atau memperlemah perilaku.
Konsekuensi dikatakan penguatan positif jika mampu mempengaruhi perilaku orang, dikatakan penguatan negatif jika tidak mampu mempengaruhi perilaku orang lain. Penguatan negatif bukan suatu konsekuansi yang tidak menyenangkan tetapi merupakan kemunduran konsekuensi. Sebagai contoh menutup pintu untuk mengurangi kebisingan dari ruang sebelah adalah merupakan penguatan negatif. Tindakan menutup pintu itu lebih efektif dan memberikan kita ketenangan dan kedamaian.
Hukuman dipakai dalam operant conditioning untuk mengurangi perilaku. Ketika konsekuensi yang tidak menyenangkan timbul maka secara tiba-tiba akan mengurangi perilaku dan ini dinamakan hukuman positif. Hukuman negatif adalah berkurangnya kesenangan kehidupan seseorang. Sebagai contoh dipersilahkan keluar bagi seorang pelajar yang tidak menggarap pekerjaan rumah. Kesimpulannya apakah penegakan aturan itu baik positif maupun negatif bisa mempengaruhi perilaku. Hukuman baik bersifat negatif maupun positif akan mengurangi perilaku. Hukuman positif selalu berarti melakukan sesuatu, hukuman negatif selalu berarti menjauhi sesuatu. Keduanya dapatr digunakan bersama-sama.
Penghilangan atau pemusnahan perilaku juga digunakan dalam teknik operant learning. Ini berbeda dengan prinsip dari pemusnahan dalam pengkondisian responden. Itu berarti ada hubungan timbal balik antara perilaku dan konsekuensinya. Klien yang berbeda beda akan dipengaruhi oleh penegak aturan yang berbeda. Oleh karena itu setiap permasalahan harus secara hati-hati dipisah-pisahkan. Sehingga assessment dan pendefinisian dari masalah-masalah terdahulu serta tingkah laku yang spesifik dan konsekuensi yang lengkap semuanya penting.
Reinforcer / penguat :
bekerja secara otomatis sehingga klien tidak harus memahaminya.
dilakukan secara konsisten terhadap perilaku yang relefan.
Digunakan sesering dan sekuat mungkin tanpa menjauhi klien.
bisa secara ektrinsik (dari luar orang tersebut) atau intrinsik (internal perasaan: kepuasan, kebanggaan); intrinsik reinforcment lebih kuat untuk digunakan, baik faktor entrionsik maupun entrinsik bisa menbantu untuk menjaga perilaku.

Entrinsik reinforcer / penguat bisa berupa :
primary yaitu pemenuhan kubutuhan dasar seperti makanan atau menghindari penyakit
secondary yaitu orang tersebut telah mempelajari / memahami tentang nilai yang terbagi dalam lima kelompok :
materi contohnya uang, mainan
sosial contohnya cinta, rasa setuju

(jangan asal copy paste donk) cantumin http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya pada daftar pustakanya
aktivitas contohnya hobi
simbol-simbol materi atau penguat yang lain dan dapat dirubah dalam interval – interval terhadap penguat sebenarnya.
premack artinya perilaku yang mempunyai kemungkinan paling tinggi yang digunakan dari reinforcer untuk perilaku yang mempunyai kemungkinan rendah (Fischer dan gochros, 1975:63). Orang lebih menikmati sesuatu dari pada orang lain (hobi) dimana perilaku tersebut dapat ditekan sehingga rasa kesenangannya berkurang (disuruh mengerjakan PR).

Perubahan perilaku dapat dibagi menjadi beberapa kelompok:
continous reinforcement ( penguatan perilaku yang berkelanjutan ) dari setiap bagian tingkah laku yang di inginkan akan bekerja secara cepat. Jika klien melakukan perilaku yang diinginkan maka tidak dapat melakukan seleksi reinforcement, beberapa teknik yang dapat digunakan :
shaping artinya melakukan penguatan perilaku yang diinginkan dengan langkah – langkah ringan.
fading artinya melihat dimana perilaku itu biasa dilakukan dalam situasi yang lain dan merubah lingkungan menjadi sesuatu yang baru terhadap perilaku biasa yang dilakukan.
modeling artinya menampilkan perilaku.
prompting artinya memberikan nasihat kepada klien tentang perilaku-perilaku yang berguna / bermanfaat.
physical guidance artinya menggerakan anggota tubuh klien dengan cara-cara tertentu, seperti seorang guru piano tentu akan memberikan posisi tubuh dan tangan yang tepat terhadap muridnya.

Reinforcement / penguatan melalui perencanaan yang berselang seling digunakan ketika perilaku tidak terkontrol:
Rasio sekejul dengan mencatat susunan nomor kejadian.
Interval sekejul dengan memakai waktu atau periode terhadap perilaku yang terjadi.

Pembelajaran sosial merupakan prinsip yang ketiga dalam masalah perilaku yang berasal dari Bandura (1977). Dalam pembelajaran ini dapat diperoleh persepsi orang dan pemikirannya tentang pengalaman-pengalaman mereka, mereka berusaha meniru orang lain disekitar mereka.
Proses utama pada pembelajaran ini adalah melalui modeling. Hutson dan Macdonal (1986) menggambarkanya sebagai berikut :
orang akan melihat perilaku orang lain dan memberikan perhatian penuh.
Bentuk pengamatan atau ide dalam pemikiran mereka bagaimana untuk melakukan perilaku tersebut.
Pengamat juga akan mengidentifikasi keadaan terhadap tingkah laku tersebut termasuk konsekuensinya.

(jangan asal copy paste donk) cantumin http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya pada daftar pustakanya
Saat situasi tertentu timbul dari diri pengamat maka ia akan mengulangi tingkah laku yang telah di bentuk.
Banyak klien merasa tertolong dengan melihat perilaku yang ditampilkan melalui peranan model. Akan lebih baik jika proses modeling mencakup hal sebagai berikut :
model akan menghadap ke klien dan berusaha memberikan perhatian yang menarik melalui perilakunya.
Model akan menjadi sukses bila perilakunya dilakukan dalam berbagai cara.
Klien selanjutnya akan melihat beberapa poin kesamaan antara dirinya dengan model tersebut.
Klien selanjutnya akan berlatih secara cepat terhadap perilaku yang dilihatnya.
Reinforcing / penguatan perilaku akan membantu pembentukan perilaku.

Dalam prakteknya, menurut Hutson dan Macdonal (1986:141) adalah sebagai berikut :
membatasi perilaku secara jelas dan meyakinkan klien supaya memberikan perhatian .
memberi atau menyusun penampilan perilaku.
Menyuruh klien untuk meniru dan mempraktekan perilaku.
Memberikan umpan balik dan reinforcement jika perlu.

Kelompok Formal

Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi.Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.

 Kelompok Informal

Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang.Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya: kelompok arisan

oleh :
Lovaries

0 komentar:

Posting Komentar