Mempelajari ilmu sosiologi tidak akan dapat
terlepas pula dari mempelajari mata kuliah teori sosiologi baik yang klasik
maupun yang modern. Dengan demikian Anda sebagai mahasiswa sosiologi mempunyai
kewajiban untuk mempelajari dan juga memahami tentang landasan teori dari
konsep-konsep sosiologi yang sudah dan yang akan Anda pelajari dalam mata
kuliah-mata kuliah lainnya.
Mata kuliah Teori Sosiologi Klasik ini merupakan
dasar untuk mempelajari mata kuliah Teori Sosiologi Modern, karena pemikiran
dari para tokoh yang dikategorikan dalam teori sosiologi klasik banyak
mempengaruhi bahkan menjadi dasar berpijak dari munculnya teori-teori dari para
tokoh yang kemudian dikategorikan dalam teori sosiologi modern.
Pemikiran-pemikiran serta konsep-konsep para tokoh sosiologi klasik dapat
dikatakan sampai kapan pun akan terus menjadi payung dari munculnya teori-teori
baru di kemudian hari, atau dapat juga dikatakan sosiologi klasik itu tidak
akan pernah hilang dari khasanah perkembangan ilmu sosiologi.
Dalam teori sosiologi klasik akan dibahas latar
belakang dari perkembangan teori sosiologi dan riwayat hidup dari para tokoh
sosiologi klasik serta pemikiran-pemikiran mereka. Berawal dari modul pertama
pembahasan akan mengetengahkan materi tentang teori sosial dalam konteks
sosiologi kemudian dilanjutkan dengan materi tentang sejarah teori sosiologi
klasik yang akan dikemukakan pada modul kedua. Sesuai dengan perkembangan
masyarakat yang terjadi pada abad ke-20 maka teori sosiologi pun juga mengalami
perkembangan, dimana akan dibahas tentang teori sosiologi menjelang abad ke-20
dan perkembangannya setelah pertengahan abad ke-20, semua itu akan dijelaskan
pada modul ketiga.
Agar Anda dapat mengetahui secara lebih jelas
tentang tokoh sosiologi klasik maka pada modul-modul berikutnya yang dimulai
dari modul empat sampai modul dua belas, akan disajikan pembahasan tentang
tokoh-tokoh dari teori sosiologi klasik. Pembahasan akan berawal dari Auguste
Comte, Hebert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Max Weber, Georg Simmel, Karl
Mannheim, Robert Ezra Park, dan juga Alfred Schutz . Setiap pembahasan akan
diuraikan tentang riwayat hidup masing-masing tokoh, yang kemudian dilanjutkan
pula tentang pemikiran teoritis mereka masing-masing.
Para
sosiolog Amerika awal beraliran politik liberal dan tidak konservatif seperti
kebanyakan teoritisi Eropa awal. Menurut Schwendinger dan Schwendinger (1974)
menyatakan bahwa teori sosiologi Amerika awal membantu merasionalkan
eksploitasi, imperialisme domestik dan internasional, serta ketimpangan sosial.
Dengan demikian, liberalisme politik sosiolog awal ini mengandung implikasi
konservatif yang sangat besar.Beberapa faktor yang berperan penting dalam
perkembangan teori Amerika adalah industrialisasi dan urbanisasi. Roescoe
Hinkle (1980) dan E. Fuhrman (1980) melukiskan beberapa konteks
dasar yang mendorong bangunan teori yang menyangkut perubahan sosial. Sementara Arthur Vidich
dan Stanford Lyman (1985) menunjukkan besarnya pengaruh
Kristen, terutama ajaran Protestan, terhadap kemunculan sosiologi Amerika.
Menurutnya, sosiologi merupakan respon moral dan intelektual terhadap masalah
kehidupan dan terhadap pemikiran lembaga dan keyakinan orang Amerika?Ciri lain
sosiologi Amerika awal adalah berpaling dari perspektif historis dan searah
dengan orientasi positivistik atau ”ilmiah”. Sosiolog Amerika lebih cenderung
mengarah pada upaya studi ilmiah terhadap proses-proses sosial jangka pendek
daripada membuat interpretasi perubahan historis jangka panjang. Kebanyakan
teoritisi Eropa menciptakan teori sosiologi, sedangkan teoritisi Amerika
memanfaatkan landasan teoritis yang sudah disediakan itu.Berikut tokoh-tokoh
yang secara historis berpengaruh terhadap teori sosiologi:
Spencer (1820-1903).
Spencer lebih berpengaruh terhadap sosiologi Amerika awal dikarenakan Spencer
menulis dalam bahasa Inggris, sedangkan teoritisi lain tidak. Selain itu ia
menulis dalam pengertian nonteknis yang menyebabkan karyanya mudah diterima
oleh kalangan yang lebih luas. Teorinya bersifat menerangkan bagi masyarakat
yang tengan menjalani proses industrialisasi.
William Graham Sumner (1840-1910). Pada
dasarnya ia menganut pemikiran survival of the fittest dalam memahami
dunia sosial. Seperti Spencer,
ia melihat manusia berjuang
melawan lingkungannya dan yang paling kuatlah yang akan berhasil mempertahankan
hidupnya. Sistem teoritis ini cocok dengan perkembangan kapitalisme karena
menyediakan legitimasi teoritis bagi ketimpangan kekuasaan dan kekayaan yang
ada.
Lester F. Ward (1841-1913). Ward menerima gagasan bahwa manusia berkembang dari bentuk yang lebih
rendah ke statusnya yang seperti sekarang. Ia yakin bahwa masyarakat kuno
ditandai oleh kesederhanaan dan kemiskinan moral, sedangkan masyarakat modern
lebih kompleks, lebih bahagia dan mendapatkan kebebasan lebih besar.
Menurutnya, sosiologi tidak hanya bertugas meneliti kehidupan sosial saja,
tetapi harus pula menjadi ilmu terapan. Sosiologi terapan ini meliputi
kesadaran yang menggunakan pengetahuan ilmiah untuk mencapai kehidupan
masyarakat yang lebih baik.
Thorstein Veblen (1857-1929). Arti penting gagasannya terdapat dalam bukunya yang berjudul The
Theory of the Leisure Class (1899/1994) memfokuskan pada konsumsi,
bukannya produksi. Jadi karya ini mengantisipasi pergeseran dalam teori
sosiologi dewasa ini yang berpindah dari fokus produksi menuju fokus konsumsi.Aliran
ChicagoAlbion Small (1848-1926). Pendiri Jurusan Sosiologi Universitas
Chicago tahun 1892. Pendapatnya mengarah kepada pandangan bahwa sosiologi harus
memusatkan perhatian pada reformasi sosial dan pandangan ini digabungkan dengan
keyakinan bahwa sosiologi haruslah selalu ilmiah.
W.I. Thomas (1863-1947). Pernyataan utamanya mucul pada tahun 1918 dengan diterbitkannya hasil
riset ilmiah bersama Florian Znaniecki berjudul The Polish
Peasant in Europe and America. Martin Bulmer melihatnya sebagai studi landmarkm
karena hasil studinya itu memindahkan sosiologi dari teori abstrak dan riset
kepustakaan ke studi dunia empiris dengan menggunakan sebuah kerangka teoritis.
Selain itu terdapat juga pernyataan psikologi sosialnya yang paling terkenal
adalah: “Bila manusia mendefinisikan situasi sebagai nyata, maka akibatnya
adalah nyata.“ Penekanannya adalah pada arti penting apa yang dipikirkan
orang dan bagaimana pikirannya itu mempengaruhi apa yang mereka kerjakan.
Sasaran perhatian psikologi sosial mikroskopik ini bertolak belakang dengan
sasaran perhatian perspektif struktur sosial dan kultural pemikir Eropa seperti
Marx, Weber, dan Durkheim. Inilah salah satu ciri khas produk teoritis aliran
Chicago “ interaksionisme simbolik.Robert
Park (1864-1944). Ia mengembangkan minat yang besar dari aliran
Chicago terhadap ekologi urban. Bersama Ernest W. Burgess, 1921, ia
menerbitkan buku ajar sosiologi pertama yang berjudul An Introduction to
The Science of Sociology.
Charles Horton Cooley (1864-1929). Ia mempelajari tentang aspek psikologi
sosial dari kehidupan sosial. Cooley menekuni tentang kesadaran. Yang
terkenal adalah konsep cermin diri (the looking glass self), yang
menyatakan bahwa manusia memiliki kesadaran dan kesadaran itu terbentuk dalam
interaksi sosial yang berlanjut. Selain itu adalah konsep kelompok primer,
yakni kelompok yang hubungan antara anggotanya sangat akrab dan bertatap muka dalam
arti saling mengenal kepribadian masing-masing. Baik Cooley maupun Mead menolak
pandangan behavioristik tentang manusia, pandangan yang menyatakan
manusia (individu) memberikan respon secara membabi buta dan tanpa kesadaran
terhadap rangsangan dari luar. Ia menganjurkan sosiolog mencoba menempatkan
diri di tempat aktor yang diteliti dengan menggunakan metode introspeksi
simpatetik untuk menganalisis kesadaran itu. Sosiologi seharusnya
memusatkan perhatian pada fenomena psikologi sosial seperti kesadaran,
tindakan, dan interaksi.
George Herbert Mead (1863-1931). Pemikiran
Mead perlu dilihat dalam konteks behaviorisme psikologi tentang pemusatan
perhatian pada aktor dan perilakunya. Setelah kematian Mead dan pindahnya Park,
mulai memudar Sosiologi Chicago.
Selain
itu, sekelompok wanita juga membentuk organisasi reformasi sosial serta
mengembangkan teori sosiologi rintisan. Diantara wanita itu adalah Jane Adams
(1860-1935), C. P. Gilman (1860-1935), A. J. Cooper (1858-1964), Ida W. Barnett
(1862-1931), Marianne Weber (1870-1954) dan B.P. Webb (1858-1943). Ciri-ciri
utama teori mereka yang sebagian dapat menjelaskan bahwa teori itu mereka
kemukakan dalam rangka upaya membangun sosiologi profesional. Karena
perkembangan disiplin sosiologi meminggirkan sosiolog dan teoritisi sosiologi
wanita, metode riset mereka sering dipadukan dengan praktik yang mereka lakukan
sendiri, dan aktivitas para wanita itu dijadikan sebagai alasan untuk
menetapkan mereka sebagai �bukan sosiolog�.
W.E.B.
Du Bois (1868-1963) dan Teori Ras. Ia tertarik pada ide-ide abstrak demi melayani
hak-hak sipil, terutama untuk orang-orang Afrika Amerika. Studinya, The
Philadelphia Negro (1899/1996), terhadap tujuh distrik di Philadelphia dan terkenal
sebagai etnografi rintisan. Teorinya yang terkenal The Soul of Black Folk serta
veil (selubung) yang menciptakan separasi yang jelas antara orang
Afrika-Amerika dan kulit putih. Selain itu teori kesadaran ganda (double
conciousness), perasaan akan “ke-dua-an� atau perasaan di pihak
Afrika-Amerika yang melihat dan mengukur diri sendiri melalui mata orang lain.
Teori Sosiologi Hingga Pertengahan Abad
20
Pitirim Sorokin (1889-1968). Ia mendirikan
jurusan sosiologi di Harvard dan mengangkat Talcot Parsons sebagai instruktur
sosiologi.
Talcot Parsons (1902-1979). Pada tahun 1937, ia menerbitkan buku yang berjudul The
Structure of Social Action. Buku ini penting karena: pertama,
memperkenalkan teori-teori besar Eropa ke kalangan luas di Amerika. Kedua, Ia
memusatkan perhatian pada karya Durkheim, Weber,dan Pareto. Ketiga, menjadi
tonggak penyusunan teori sosiologi sebagai kegiatan sosiologi yang penting dan
sah. Keempat, Ia menekankan penyusunan teori sosiologi
khusus yang telah berpengaruh besar terhadap sosiologi. Ia lebih memusatkan perhatianpada sistem sosial
dan fungsionalis struktural. Kekuatannya terletak pada hubungan antara struktur
sosial berskala besar dan pranata sosial. Buku lainnya berjudul The Social
System(1951), berkonsentrasi pada struktur masyarakat dan pada
antarhubungan berbagai struktur itu. Perubahan dipandang sebagai proses yang
teratur dan Parsons akhirnya menerima pemikiran neorevolusioner tentang
perubahan sosial.
George Homans (1910-1989). Ia mencetuskan teori Pareto dan kemudian dijadikan buku yang bejudul An
Introduction to Pareto (ditulis bersama Charles Curtis) tahun 1934. Selain
itu, ia mengemukakan teori behaviorisme psikologi. Berdasarkan perspektif ini,
ia membangun teori pertukaran.Di sini Harvard dan produk teoritis utamanya,
fungsionalisme struktural, menjadi dominan dalam sosiologi di akhir tahun
1930-an dan menggantikan aliran Chicago dan interaksionisme simbolik.
Herbert Blumer (1900-1987). Ia menciptakan ungkapan symbolic interactionism pada tahun
1937.Pada tahun 1900-an hingga 1930-an teori Marxian berkembang, disertai
kemunculan aliran kritis atau aliran Frankfurt. Teori kritis menggabungkan
pemikiran Marx dan Weber yang menciprakan istilah ”Marxisme Weberian”. Aliran
ini menggunakan teknik penelitian ilmiah yang dikembangkan oleh sosiolog
Amerika untuk meriset masalah minat terhadap pemikiran Marxis. Teoritisi kritis
berupaya menyatukan teori yang berorientasi Freudian dengan pemikiran Marx dan
Weber di tingkat sosialdan kultural.
Karl Manheim (1893-1947). Ia terkenal karena membedakan antara dua sistem gagasan ”ideologi
dan utopia”. Ideologi adalah sistem gagasan yang mencoba
menyembunyikan dan melestarikan keadaan kini dengan menginterpretasikannya dari
sudut pandang masa lalu. Sebaliknya, utopia adalah sistem gagasan yang mencoba
melampaui keadaan kini dengan memusatkan perhatian pada masa datang.Teori Sosiologi dari Pertengahan Abad 20Era 1940-an dan 1950-an adalah tahun
paradoks antara puncak dominasi dan awal kemerosotan fungsionalisme struktural.George
Huaco (1986) mengaitkan pertumbuhan dan kemerosotan fungsionalisme
struktural dengan posisi masyarakat Amerika dalam tatanan dunia.C.
Wright Mills (1916-1962). Ia menerbitkan dua karya utama: pertama, White
Collar yakni pekerja berkerah putih. Kedua, The Power Elite (1956)
merupakan buku yang menunjukkan betapa Amerika didominasi oleh sekelompok kecil
pengusaha, politisi dan pimpinan tentara. Selain itu, ia menerbitkan
buku yang berjudul The Sosiological Imagination (1959). Buku ini mengandung kritikan keras Mills terhadap
Parsons dan terhadap praktik teori besarnya.
Dahrendorf . Karya utamanya Class and
Class Conflict in Indutrial Society (1959) berpengaruh dalam teori konflik
karena banyak menggunakan logika struktural-fungsional yang memang sesuai
dengan logika sosiolog aliran utama.
George Homans (1910-1989). Lahirnya teori pertukaran dan ia menggunakan pendekatan behaviorisme
paikologi Skinner. Ia menerbitkan buku Social Behavior: Its Elementary
Forms. Menurutnya jantung sosiologi terletak dalam studi interaksi dan
perilaku individual. Perhatian utamanya lebih tertuju pada pola-pola penguatan
(reinforcement), sejarah imbalan (reward), dan biaya (cost)
yang menyebabkan orang melakukan apa-apa yang mereka lakukan.
Erving Goffman (1922-1982). Pernyataan paling terkenal Goffman tentang teori dramaturgis berupa buku Presentation
of Self in Everiday Life, diterbitkan tahun 1959. Menurutnya interaksi
dilihat sangat rapuh, dipertahankan oleh kinerja sosial. Kinerja sosial yang
buruk atau kacau merupakan ancaman besar terhadap interaksi sosial sebagaimana
yang terjadi pada pertunjukan teater.Alfred Schutz (1899-1959).
Ia memusatkan perhatian pada cara orang memahami kesadaran orang lain sementara
mereka hidup dalam aliran kesadaran mereka sendiri. Ia juga menggunakan
perspektif intersubjektivitas dalam pengertian lebih luas untuk memahami
kehidupan sosial, terutama mengenai ciri sosial pengetahuan. Secara keseluruhan
Schutz memusatkan perhatian pada hubungan dialektika antara cara individu
membangun realitas sosial dan realitas kultural yang mereka warisi dari para
pendahulu mereka dalam dunia sosial.Bila para sosiolog fenomenologi cenderung
memusatkan perhatian pada apa yang dipikirkan orang, sosiolog etnometodologi
mencurahkan perhatian pada studi terinci tentang percakapan orang.
Etnometodologi pada dasarnya adalah studi tentang kumpulan pengetahuan
berdasarkan akal sehat dan rangkaian prosedur dan pertimbangan (metode) yang
dapat dipahami anggota masyarakat biasa dan yang mereka jadikan sebagai landasan
untuk bertindak.Akhir 1960-an ditandai perkembangan teori Marxian dalam teori
sosiologi Amerika. Dan berawal di penghujung 1970-an, muncul teori baru yang
menantang teori sosiologi yang sudah mapan – dan bahkan menantang sosiologi
Marxian sendiri. Cabang pemikiran sosial radikal terakhir inilah yang dimaksud
dengan teori feminis kontemporer. Teori feminis melihat dunia dari sudut
pandang wanita untuk menemukan cara yang signifikan, tetapi tak diakui dimana
aktivitas wanita – yang disubordinasikan berdasarkan jender dan dipengaruhi
oleh berbagai praktik stratifikasi seperti kelas, ras, umur, heteroseksual yang
dipaksakan, dan ketimpangan geososial – membantu menciptakan dunia. Teori ini
berinteraksi dengan perkembangan aliran post-strukturalis dan post-modern.
Ketika strukturalisme tumbuh di dalam sosiologi, di luar sosiologi berkembang
pula post-strukturalisme.Michael Foucault (1926-1984).
Ia memusatkan perhatian pada struktur, tetapi kemudian ia beralih keluar
struktur, memusatkan perhatian pada kekuasaan dan hubungan antara pengetahuan
dan kekuasaan.Perkembangan Terkini dalam Teori SosiologiBanyak
karya dalam teori sosiologi Amerika yang memusatkan perhatian pada hubungan
antara teori-teori mikro dan makro serta menyatukan antara berbagai tingkat
analisis. Ada empat tingkatan utama analisis sosial yang harus dijelaskan
menurut cara yang terintegrasi: subjektivitas makro, objektivitas makro,
subjektivitas mikro, dan objektivitas mikro.Sejalan dengan pertumbuhan minat
terhadap analisis integrasi mikro-makro di Amerika, di Eropa orang memusatkan
perhatian pada analisis integrasi agen-struktur. Ada empat upaya analisis utama
dalam teori sosial Eropa masa kini yang dapat dihimpun:
- Teori strukturisasi Anthony Gidden (1984), melihat agen dan struktur sebagai dualitas, artinya keduanya dapat dipisahkan satu sama lain.
- Margaret Archer (1982) menolak pendapat yang menyatakan agen dan struktur dapat dipandang sebagai dualitas, tetapi lebih melihatnya sebagai dualisme.
- Piere Bourdieu dalam bukunya, masalah agen-struktur diterjemahkan menjadi pemusatan perhatian terhadap hubungan antara habitus dan bidang atau lapangan (field).
- Jurgen Habermas menjelaskan masalah agen-struktur di bawah judul ”kolonisasi kehidupan-dunia”.Gerakan di atas membuka jalan untuk gerakan lebih luas menuju sintesis teoritis yang dimulai sekitar awal tahun 1990-an. Terdapat dua aspek khusus karya sistesis baru dalam teori sosiologi. Pertama, sintesis yang sangat luas dan tak terbatas pada upaya sintesis yang terpisah. Kedua, sintesis yang bertujuan menyintesiskan pemikiran teoritisi yang relatif sempit dan tidak mengembangkan teori sintesis besar yang meliputi semua teori sosiologi.Semua teoritisi klasik besar (Max, Weber, Durkheim, dan Simmel) memikirkan dunia modern.
- Anthony Giddens menggunakan istilah seperti modernitas ”radikal” atau ”tinggi”. Ia melihat modernitas sekarang sebagai ”juggernaut” yang lepas kontrol.
Menurut
Ulrich Beck (1992), modernitas yang baru muncul ini paling
tepat dilukiskan sebagai ”masyarakat berisiko”. Jurgen Habermas
melihat modernitas sebagai proyek yang belum selesai. Sedangkan
post-modernitas adalah sejarah baru yang dianggp telah menggantikan era
modern atau modernitas. Teori sosial post-modern adalah cara berpikir
baru tentang post-modernitas; dunia sudah demikian berbeda sehingga memerlukan
cara berpikir yang sama sekali baru.Teori-teori yang Perlu Diperhatikan
di Awal Abad 21Teori Sosial MultikulturalKarakteristik teori
multikultural adalah:
- Penolakan terhadap teori universalistik yang cenderung mendukung pihak yang kuat; teori multikultural berupaya memberdayakan pihak yang lemah.
- Teori multikultural mencoba menjadi inklusif, menawarkan teori atas nama kelompok-kelompok lemah.
- Teoritisi multikultural tidak bebas nilai; mereka sering menyusun teori atas nama pihak lemah dan bekerja di dunia sosial untuk mengubah struktur sosial, kultur dan prospek untuk individu.
- Teoritisi multikultural tidak hanya berusaha mengganggu dunia sosial tetapi juga dunia intelektual; mereka mencoba menjadikannya lebih terbuka dan beragam.
- Tidak ada usaha untuk menarik garis yang jelas antara teori dan tipe narasi lainnya.
- Teori multikultural sangat kritis; kritik itu adalah kritik terhadap diri dan kritik terhadap teoritisi lain serta terhadap dunia sosial.
- Teoritisi multikultural mengakui bahwa karya mereka dibatasi oleh sejarah tertentu, konteks kultural dan sosial tertentu, dimana mereka pernah hidup dalam konteks tersebut.
Teori
Sosial Post-ModernTeori
ini cenderung mendefinisikan masyarakat post-modern sebagai masyarakat
konsumen, dengan akibat bahwa konsumsi memainkan peran penting dalam teori itu.Teori
Konsumsi
Terdapat
peningkatan dalam karya teoritis tentang konsumsi. Sebagai contoh karya
teoritis yang didasarkan pada setting dimana kita mengonsumsi, misalnya Consuming
Places (Urry, 1995), Enchanting a Disechanted World: Revolutionizing
the Means of Consumption (Humphery, 1998).
Teori
Aktor-Jaringan
Teori
ini sangat dipengaruhi oleh strukturalisme dan post-strukturalisme.Teori
GlobalisasiTeori ini muncul karena semakin mengglobalnya dunia
sosial.Jadi, karena dunia sosial (dan intelektual) terus-menerus berubah, kita
dapat mengantisipasi aliran perkembangan teori baru yang didesain untuk
menjelaskan dan menangani perubahan-perubahan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar